Member-only story
Apakah Kita Benar-Benar Hidup dalam Dunia yang Kita Anggap Nyata?
Bukankah dalam perjalanan untuk memahami, kita mulai benar-benar hidup?
Setiap pagi, saya terbangun dengan ritme yang sudah biasa. Matahari menyelinap melalui celah tirai, jam berdetak dengan kepastian, dan dunia kembali memanggil saya ke dalam rutinitasnya. Segalanya terasa nyata, lantai dingin di bawah kaki, udara yang mengisi paru-paru saya, suara dering telepon yang memecah keheningan. Tapi, benarkah ini nyata? Ataukah saya hanya terjebak dalam ilusi yang begitu rumit hingga sulit dibedakan dari kebenaran?
Pertanyaan itu sering menghantui saya. Apa sebenarnya “kenyataan”? Apakah ia adalah apa yang dapat saya lihat, sentuh, atau dengar? Ataukah lebih dari sekadar pengalaman fisik, sebuah konstruksi mental yang saya bangun untuk membuat dunia terasa masuk akal?
Semakin saya memikirkannya, semakin saya merasa bahwa apa yang saya anggap nyata mungkin hanyalah bayang-bayang dari sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang berada di luar jangkauan pemahaman saya.
Dunia yang Kita Ciptakan
Kita hidup dalam dunia yang penuh dengan struktur: waktu, hukum, norma, dan bahkan bahasa. Struktur-struktur ini memberi kita arah, membuat hidup terasa stabil dan dapat diprediksi. Namun…