Member-only story
Barangkali yang Paling Kesepian adalah Ibu
Mungkin ia berbaring sambil memeluk bantal yang entah sudah berapa kali menjadi saksi air matanya
Barangkali, di antara semua yang merasa kesepian, ibu adalah yang paling diam-diam menanggungnya. Duduk di rumah, ditemani televisi yang lebih sering berbicara daripada dirinya. Tangannya mungkin sibuk dengan sesuatu, merapikan baju yang sebenarnya sudah rapi, atau menyapu lantai yang sebenarnya sudah bersih. Tapi dalam keheningan itu, ada ruang kosong yang tak bisa diisi oleh apa pun.
Setiap pagi, ibu bangun lebih awal dari matahari. Masih seperti dulu, tubuhnya refleks meraih wajan, memasak sesuatu yang sederhana. Tapi kini, yang duduk di meja makan hanya dirinya sendiri. Ia makan pelan-pelan, bukan karena tak lapar, tapi karena tak ada yang menemaninya. Sendiri, di antara piring dan cangkir yang diam.
Hari-hari ibu berjalan seperti itu. Termenung, menunggu kabar dari anak-anaknya yang kini sudah punya kehidupan sendiri. Ibu tidak pernah mengeluh. Tidak pernah meminta. Ia hanya menunggu sesuatu yang sederhana, tetapi juga menyakitkan.
Mungkin ada telepon yang datang, tetapi jarang. Kadang pesan singkat masuk, tapi terlalu cepat dibaca, dan terlalu lama ditunggu balasannya. Ibu selalu berusaha menyembunyikan kecewanya, meski jauh di…