Photo by Kris Atomic on Unsplash

Member-only story

Bertemu Tanpa Sepatah Kata

Terkadang, diam menjadi bahasa yang paling banyak bercerita

Phillocaliste
2 min readJan 15, 2025

--

Hari ini, saya bertemu seseorang. Tidak ada pelukan, tidak ada senyuman, bahkan tidak ada anggukan kecil seperti yang sering terjadi di antara dua orang yang telah mengenal lama. Hanya ada tatapan kosong yang meluncur tanpa hambatan, seperti dua mobil yang melaju di jalur berbeda tanpa sengaja bersinggungan. Tidak ada kata yang terucap, hanya jarak yang dipenuhi dengan keheningan yang memekakkan.

Awalnya, saya pikir mungkin itu hanya saya yang merasa aneh. Mungkin saya yang terlalu overthinking. Tapi kemudian, saya mulai berpikir — kenapa kita merasa harus berbicara setiap kali bertemu? Seperti ada kewajiban tak tertulis untuk mengisi setiap ruang dengan suara, meski terkadang, keheningan itu bisa menjadi lebih berbicara daripada seribu kata. Mungkin, di momen itu, kami berdua lebih memilih diam, lebih memilih menyembunyikan kata-kata di balik pandangan yang tampaknya acak tapi penuh makna.

Ada sesuatu yang lucu tentang pertemuan semacam ini. Kita tahu orang itu, kita mengenalnya, tapi di momen itu, seolah ada dinding tak terlihat yang memisahkan kami. Dinding yang lebih kuat daripada sekedar jarak fisik, lebih tajam daripada kata-kata kasar yang mungkin dulu pernah kami ucapkan.

--

--

Phillocaliste
Phillocaliste

Written by Phillocaliste

A person who talks to themselves without a sound, weaving thoughts into words.

Responses (3)