Member-only story
Cinta Diri yang Salah Kaprah
Kajian Erich Fromm
Ada kalanya saya merenung, menatap diri di cermin, dan bertanya: Apakah saya benar-benar mencintai diri saya sendiri? Di zaman yang terus meneriakkan mantra “cintai dirimu”, mudah sekali bagi kita keliru memaknainya. Banyak yang berpikir bahwa mencintai diri adalah tentang mengutamakan diri di atas segala-galanya, mengutamakan keinginan, ego, dan kepentingan pribadi, tak peduli dunia di sekitar. Tetapi benarkah itu cinta?
Saya rasa tidak. Sebaliknya, orang yang hanya mementingkan dirinya sendiri sesungguhnya tengah terjebak dalam kekosongan. Mereka menutupi luka batinnya dengan benteng ego, berpikir bahwa kebahagiaan terletak dalam genggaman kepentingan pribadi. Padahal, di balik dinding-dinding itu, ada rasa takut yang tak tertahankan: takut untuk terluka, takut untuk merasakan cinta sejati yang sebenarnya membutuhkan keberanian untuk memberi, bukan sekadar menerima.
Belum menjadi member Medium? Baca selengkapnya di sini
Hakikat Cinta Menurut Erich Fromm
Dalam The Art of Loving, Erich Fromm menulis bahwa cinta sejati adalah tindakan, bukan perasaan semata. Cinta adalah seni yang membutuhkan latihan, pengorbanan, dan pemahaman mendalam tentang diri sendiri serta orang lain. Orang yang benar-benar mencintai dirinya, tulis Fromm, adalah…