Member-only story

Dari Titik Kembali ke Titik

Membentuk narasi kehidupan

--

Photo by Mathias Reding on Unsplash

Setiap kali saya duduk untuk menulis, saya selalu memulai dari satu titik kecil. Ia berdiri sendiri di sana, seolah tak berarti, tapi tanpa titik itu, tak ada yang terjadi. Dari titik pertama itu, kata-kata mulai mengalir, saling terhubung seperti jembatan yang memimpin ke sebuah makna. Proses ini membuat saya berpikir, betapa menulis itu mirip dengan hidup.

Sebuah kalimat tidak pernah selesai di titik pertama. Ia bergerak maju, membangun ritme dan nuansa, menyusun struktur yang akhirnya tumbuh menjadi paragraf yang lengkap. Namun, anehnya, saat paragraf itu selesai, ia berhenti di sebuah titik lagi. Titik itu menutup satu narasi, tapi sekaligus menjadi pintu menuju paragraf baru. Begitu pula hidup.

Saat menulis, saya sadar bahwa setiap kalimat membawa saya lebih dekat pada sebuah cerita utuh. Namun, setiap cerita itu juga selalu terbungkus dalam jeda, dalam momen ketika saya berhenti, berpikir, lalu kembali melanjutkan. Proses itu mengajarkan saya bahwa makna tidak hanya ada di dalam kalimat yang kita tulis, tetapi juga di antara titik-titik kecil itu — di jeda yang menghubungkan satu narasi dengan narasi lainnya.

Membangun Narasi Hidup

Hidup, seperti sebuah paragraf, tidak pernah selesai dalam satu garis lurus. Ada kalanya kita menemukan diri kita di tengah cerita yang tampak rumit, di mana setiap kalimat seolah tidak memiliki arah. Seperti menulis, saya percaya bahwa titik-titik kecil di hidup kita memiliki fungsi yang sama: memberikan jeda, ruang untuk bernapas, dan kesempatan untuk memulai lagi.

Ketika saya melihat kembali perjalanan hidup saya, saya merasa bahwa setiap “akhir” yang saya alami sebenarnya adalah sebuah transisi. Sebuah titik tidak pernah berdiri sendiri; ia selalu menjadi bagian dari cerita yang lebih besar.

Photo by Andrew Neel on Unsplash

Refleksi tentang Titik

Titik pertama dalam sebuah tulisan sering kali adalah yang paling sulit. Saya harus memilih dengan hati-hati, memastikan ia cukup kuat untuk memulai sebuah cerita. Sama seperti langkah pertama dalam hidup, titik…

--

--

Phillocaliste
Phillocaliste

Written by Phillocaliste

A person who talks to themselves without a sound, weaving thoughts into words.

Responses (2)