Photo by Jp Valery on Unsplash

Member-only story

Kenapa Sulit Sekali Menghormati Kata ‘Tidak’?

Phillocaliste
3 min readFeb 14, 2025

Hari ini saya berpikir tentang satu hal: kenapa sulit sekali bagi orang-orang untuk menerima kata “tidak”?

“No” is a complete sentence. Tapi nyatanya, banyak orang yang masih menganggap kata itu sebagai undangan untuk bernegosiasi. Ya lagi-lagi, seperti teka-teki yang perlu dipecahkan. Sebuah tantangan yang harus ditaklukkan. Padahal, kalau seseorang bilang tidak, itu artinya ya… tidak. Simpel, kan?

Tapi ternyata tidak sesederhana itu. Saya pernah menolak permintaan follow di Instagram, dan tahu apa yang terjadi? Orang itu langsung menganggap saya sombong, seolah-olah saya ini sedang mengibarkan bendera “saya membencimu”. Padahal, saya hanya ingin menjaga privasi. Itu akun saya, hak saya, kenapa saya harus menjelaskan panjang lebar? “Privacy isn’t secrecy. It’s a right.”

Contoh lain? Pernah menolak ajakan nongkrong karena ingin istirahat? Ah, kalau kamu pernah, pasti tahu risikonya. Paling tidak ada dua respons yang muncul:

  1. “Ayolah, cuma sebentar! Kamu ini susah banget diajak seru-seruan.”
  2. “Kamu udah gak peduli lagi sama kita ya?”

Eh, sebentar. Kenapa kalau saya menolak sekali saja, tiba-tiba nilai pertemanan seakan diuji? Sejak kapan persahabatan itu ditentukan dari berapa banyak acara yang kita hadiri? “Just because I said no, doesn’t

--

--

Phillocaliste
Phillocaliste

Written by Phillocaliste

A person who talks to themselves without a sound, weaving thoughts into words.

Responses (6)