Member-only story

Ketika “Independen” Jadi Topeng Kesombongan

Mencari batas antara mandiri dan merendahkan

Phillocaliste
3 min readDec 1, 2024
Photo by Content Pixie on Unsplash

#Opini

Akhir-akhir ini, saya sering mendengar perempuan mengaku dirinya independen. Mereka bilang tidak butuh laki-laki, bisa berdiri sendiri, dan bangga dengan pencapaian yang mereka raih. Sebagai seorang perempuan, saya tentu mendukung gagasan kemandirian ini. Kita memang harus mampu mandiri, berdaya, dan tidak bergantung sepenuhnya pada orang lain. Namun, apa jadinya ketika label independen justru digunakan sebagai topeng untuk kesombongan?

Jujur saja, saya merasa risih ketika melihat orang yang terlalu menonjolkan dirinya sebagai perempuan independen, tetapi dengan cara yang merendahkan orang lain, terutama laki-laki. Sebagian dari mereka terlihat seperti ingin membuktikan bahwa mereka lebih hebat karena “tidak membutuhkan siapa pun.” Apakah itu benar-benar makna dari kemandirian? Atau justru itu adalah bentuk lain dari ego yang haus validasi?

Mandiri Tanpa Kesombongan, Bisakah?

Saya percaya, kemandirian tidak seharusnya berarti menjatuhkan orang lain. Jika kita benar-benar mandiri, bukankah kita tidak perlu repot-repot membuktikan apa pun kepada siapa pun? Kesombongan, bagi saya, adalah tanda bahwa seseorang sebenarnya belum sepenuhnya percaya diri. Mereka butuh…

--

--

Phillocaliste
Phillocaliste

Written by Phillocaliste

A person who talks to themselves without a sound, weaving thoughts into words.

Responses (2)