Member-only story

Menjadi Flâneur di Malam Hari

Tak hanya sekadar berjalan

Phillocaliste
2 min readFeb 12, 2025
Photo by Jonny Clow on Unsplash

Malam ini, saya memutuskan untuk berjalan tanpa tujuan. Tidak ada peta, tidak ada rencana. Hanya kota yang terbuka luas dan langkah-langkah kecil yang mengikuti ke mana intuisi membawa. Melbourne di malam hari memiliki denyut yang berbeda, tenang tapi tetap hidup.

Saya membiarkan diri tersesat di antara gang-gang sempit yang penuh mural, warna-warna liar yang menceritakan kisah tanpa kata. Ada sesuatu yang jujur dalam seni jalanan, keberanian untuk mengungkapkan diri di ruang yang bukan milik siapa pun. Saya berhenti di depan sebuah dinding yang penuh dengan coretan tangan, menelusuri lekuk-lekuk cat yang mungkin dibuat oleh seseorang yang sedang berusaha menemukan dirinya sendiri. Barangkali malam ini saya melakukan hal yang sama.

Pernah mendengar kata flâneur?

Flâneur, istilah yang diperkenalkan Baudelaire, bukan sekadar seseorang yang berjalan tanpa arah, melainkan seorang pengamat yang membiarkan dirinya menyatu dengan kota. Konsep ini pertama kali muncul dalam tulisan Walter Benjamin yang mengkaji kehidupan urban di Paris abad ke-19.

Menjadi flâneur berarti menyerahkan kendali, membiarkan dunia membisikkan ceritanya tanpa tergesa-gesa menafsirkannya. Saya melihat orang-orang berlalu-lalang — sepasang kekasih yang berbisik pelan di bawah lampu…

--

--

Phillocaliste
Phillocaliste

Written by Phillocaliste

A person who talks to themselves without a sound, weaving thoughts into words.

Responses (2)