Member-only story
Misi Rahasia di Balik Sapu Lidi: Mata Elang Ibu-Ibu di Kampung
Ketajaman indra yang menggelikan
Duduk di sudut halaman, saya sedang berkamuflase menjadi kucing.
Pagi itu, teriakan nyaring pecah di antara rumah-rumah yang berbaris rapi di kampung nenek. Suaranya datang dari sebuah rumah di sebelah. Sepasang suami-istri sedang bertengkar, dan suaranya cukup keras untuk membangunkan ayam-ayam yang belum sempat berkokok. Tapi, bukan ayam yang pertama kali bereaksi.
Dari balik pintu-pintu kayu yang awalnya tertutup rapat, ibu-ibu mulai bermunculan. Bukan dengan wajah panik, melainkan dengan sapu lidi di tangan dan langkah santai, seperti artis yang baru saja mendapat aba-aba untuk masuk panggung. Mereka berpura-pura menyapu halaman, menyibukkan tangan dengan gerakan ritmis yang tidak terlalu penting. Tapi mata mereka? Ah, mata itu!
Seperti elang yang mengintai mangsanya, mata ibu-ibu ini terlatih untuk menangkap setiap detail. Gerakan tangan mereka menyapu, tapi pandangan mereka tertuju lurus ke rumah sumber suara. Telinga mereka? Jangan salah. Dalam radius lima meter, bahkan bisikan pun bisa mereka tangkap dengan keakuratan lima desimal.
“Kenapa ribut, ya? Kayaknya suaranya Bu Lina sama Pak Anto deh,” bisik seorang ibu, setengah menunduk, berpura-pura memungut daun kering yang…