Member-only story

Sabtu Pagi dan Onde-Onde Cokelat

Nikmat sekali

Phillocaliste
3 min readJan 18, 2025
Photo by Fadhila Nurhakim on Unsplash

Sabtu pagi yang cerah, langit biru tanpa noda, udara segar yang membuat saya merasa lebih hidup dari biasanya. Tapi, ada satu hal yang harus saya lakukan lebih dulu: membeli onde-onde cokelat. Ya, saya sudah tahu toko yang akan saya kunjungi.

Toko onde-onde itu selalu ada, dan entah kenapa, setiap kali saya lewat, ada semacam magnet yang menarik saya untuk mampir. Toko kecil dengan papan kayu yang tampak seolah baru saja dicat ulang, memantulkan kesan sederhana namun misterius. Pintu kaca yang berderit itu adalah pembuka bagi perjalanan makan saya.

Begitu saya melangkah masuk, bau manisnya langsung menyeruak, menyesaki hidung dan pikiran saya. Saya tahu, di balik rak kaca itu ada onde-onde cokelat yang menunggu. Tak ada perasaan berlebihan saat memesan. “Onde-onde cokelat dua, Bu,” saya bilang singkat. Tidak ada basa-basi. Saya tahu apa yang saya mau, dan toko ini tahu betul apa yang saya butuhkan.

Saya menunggu sejenak, memandangi tumpukan kue-kue yang terbaring dengan angkuh di meja kaca, seakan mengingatkan saya bahwa mereka tahu saya akan datang. Toko ini menawarkan banyak variasi, tapi pilihan saya selalu sama. Di dunia yang penuh dengan pilihan tak terbatas, di sini saya bisa merasa tenang dengan hanya satu opsi. Bukankah itu aneh, menemukan kenyamanan dalam kesederhanaan?

--

--

Phillocaliste
Phillocaliste

Written by Phillocaliste

A person who talks to themselves without a sound, weaving thoughts into words.

Responses (3)