Member-only story
Secangkir Americano dan Seuntai Kata yang Mengubah Hari
Ia menyentuh dengan kelembutan yang tak menuntut balas
Pagi ini, Jakarta terasa berbeda. Langit masih sama kelabunya, jalanan masih sama padatnya, tapi hatiku tidak. Ada segumpal awan mendung yang menggantung di sudut hati. Kau tahu, salah satu hari saat bangun pagi terasa seperti pertarungan dengan diri sendiri.
Namun, seperti yang selalu kuajarkan pada diriku, kita tidak bisa memilih perasaan yang datang, tapi kita selalu bisa memilih bagaimana meresponnya. Maka di sinilah aku, memaksakan langkah menuju café langganan, tempat dimana laptop dan secangkir kopi menjadi saksi bisu perjuangan sehari-hari.
“Satu Americano,” pesanku dengan senyum yang kupaksakan, senyum yang mungkin lebih mirip ringisan pagi ini.
Mas barista, dengan name tag yang berkilau di bawah lampu café, mengerjakan pesananku dengan cekatan. Tangannya begitu lihai dengan mesin espresso, menciptakan aroma yang sudah terlalu familiar di hidungku. Namun, yang terjadi selanjutnya adalah sesuatu yang tak terduga.
“Satu Americano ice-nya. Semangat menjalani hari ini ya Kak!”
Kalimat sederhana, mungkin hanya sekadar formalitas, dan ya seperti bagian dari SOP café untuk bersikap ramah pada pelanggan. Tapi mengapa rasanya seperti seseorang baru saja menyalakan lilin…